KERINCI, JAMBI - Peningkatan jalan link Pungut Mudik-Sungai Kuning telah selesaikan dilakukan perbaikan sepanjang 14 Kilometer dengan dana yang minim sebanyak Rp 800 juta tahun 2021 oleh Dinas PUPR Kabupaten Kerinci dengan swakelola.
Perbaikan jalan tersebut tidak mudah, karena faktor cuara tanah yang labil diwilayah tersebut sering hujan dengan menghabiskan waktu selama 3 bulan dan ditangani oleh tiga unit alat berat.
Dengan adanya pembenahan jalan, sejumlah warga Desa Pasir Jaya yang mayoritas sebagai petani memberikan apresiasi kepada Pemda Kerinci yang telah memperhatikan jalan ekonomi masyarakat tiga desa, yakni lubuk tabun, Desa Sungai Kuning dan Desa Pasir Jaya.
“Kami warga berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Kerinc, jalan ini telah diperbaiki, yang sebelumnya jalan berlobang-lobang, sekarang sudah ditimbun dan dibuat parit, ” ujar Arsad Kades Pasir Jaya ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (6/1/2021).
Arsad berharap kepada Pemda Kerinci melalui Dinas PUPR Kerinci kembali menganggarkan untuk peningkatan jalan. Karena kondisi setiap hujan jalan tentu rusak, apalagi sering ditempuhi mobil yang bermuatan membawa hasil pertanian keluar.
“Masyarakat berharap, tahun depan dianggarkan lagi untuk melakukan peningkatan dengan melakukan pengaspalan. Tentu membutuhkan dana yang besar, kita minta bertahap, ” katanya.
Terpisah, Kades Sungai Kuning, Alwi Dadimin juga mengukapkan hal saya. Kondisi jalan yang telah dilakukan peningkatan oleh Dinas PUPR Kerinci telah jauh meningkatan dari yang belum diperbaiki. “Jarak tempuh berkurang 2 jam, lebih cepat dari sebelumnya. Kerusakan dan biaya angkutan pertanian jauh menurun. Ketimbangan sebelumnya, ” ungkap Alwi. Ia berharap tahun 2022 Dinas PUPR Kerinci menganggarkan untuk melakukan beberapa titik yang belum.
Terpisah, Yalpani selaku PPTK Bidang Bina Marga DPUPR Kerinci mengutarakan, dengan dana Rp 800 juta telah dilakukan dengan maksimal dengan menangangi 14 Kilometer terdiri dari 8 Km menimbunan 6 KM pembuatan parit.
Untuk waktu pekerjaan selama 3 bulan menangani mulai dari STA 7000 s/d STA 23.000. “Jika tidak swakelola, anggaran sebanyak 800 juta hanya bisa menangangi 800 kubik untuk anggaran material menimbunan. Sedangkan hasilnya swakelola timbunan material mencapai 1500 kubik.
“Coba kita hitung, untuk biaya pembelian material 1500 kubik bisa mencapai 1, 5 Milyar. Sementara dana hanya Rp 800 juta. Itupun belum biaya sewa alat berat dan BBM bisa mencapai Rp 157 Juta itu hanya 1 alat berat. Sedangkan alat berat digunakan 3 unit, ” jelas Yalpani.
Yalpani juga menjelaskan, jika ada yang menyinggung soal permasalahan pekerjaan tidak maksimal. Itupun tidak benar. “Waktu pemeliharaan masih ada 6 bulan, jika ada yang rusak masih bisa dilakukan kedepan, ”paparnya.(adv)